Senin, 11 April 2011

Telapak Tangan Gatal Pertanda Apa?

Beberapa hari ini telapak tangan saya selalu gatal. Utamanya, yang kanan. Sehingga, jari-jari tangan kiri susah menggaruknya. Ya, terpaksalah, telapak yang gatal itu saya sosor ke sudut meja.

Kata orang-orang tua (maaf bila saya salah sebut, yang kiri atau kanan), bila tangan kanan berarti pertanda bakal ada duit masuk. Tapi bila telapak tangan kiri yang gatal, akan ada duit kita yang keluar. Benarkah? Tapi meski telapak tangan kanan saya yang gatal, belum ada tanda-tanda uang masuk selain tanggal 28 nanti (gajian, he..he..).

Pagi tadi dapat telepon dari abang (istri si abang ini adalah, anak tiri, dari sepupu saya. Sepupu saya itu lambat dapat suami. Tapi sekali dapat suami, sudah langsung punya anak, menantu dan cucu. hi..hii...)yang di Guntung, Inhil sana. Dia mengabarkan, rencana dia untuk mengajak saya berbisnis dengan bosnya, dipastikan gagal. Tersebab, si abang dimutasikan ke tempat kerja yang makin jauh saja dari Pelabuhan di Guntung itu. Padahal lumayan juga prediksi semula, kucuran dana yang bakal didapat si abang dari bosnya, Rp50 juta.

Hmm..., saya yang cuma berniat membantu membawa barang itu ke Pelabuhan Sekupang, cuma berpikir dapat ''seberan'' ajalah kalau bisnisnya lancar. Harus gigit jari lagi. Tapi saya berusaha tetap ''tegar'' dengan kalimat ini. ''Lihat-lihat juga peluang di tempat baru itu bang...''

Tapi sebelum telepon si abang itu datang, kemarin juga ada telepon lagi yang justru benar-benar mengharuskan duit keluar. Itu, petugas asuransi Jiwasraya sudah mengingatkan untuk kedua kalinya jadwal pembayaran asuransi bea siswa untuk anak saya. Syukurlah si petugas agak longgar sedikit, meski dengan kalimat begini;''heran, gak biasanya gini pak...''

Namun dibalik itu, ada juga satu pesan SMS yang membikin hati senang. Ketika salah satu karyawan saya nyaris ''dipalak'' polisi karena dianggap ''membohongi'' si polisi itu. Padahal, si polisi aja yang salah menjual produknya. Si karyawan pun nyaris mengganti, tapi setelah saya turut campur dengan mencari bukti-bukti, maka amanlah dari keluar duit yang cuma Rp113.900 tapi sangat bermakna, karena kami merasa tak membohongi.

Begini bunyi SMS si polisi itu kepada si karyawan, dan diforwardkan kepada saya: ''MAS, KALAU UANG ITU DIGANTI SM BOS, UANGNYA BUAT KAMU SAJA. TRIMS.ANGGAP SAJA KT G PERNAH JUMPA.OK''

Hmm...saya tersenyum geli membacanya dan nyaris tak percaya, hingga si karyawan saya telepon apa benar begitu. Bagi si karyawan, ini pengalaman kedua berurusan dengan polisi menyangkut bisnis. Tapi baru kali ini, justru teman bisnisnya itu polisi. Hi..hi...

Hmm..saat memulai postingan ini dan akan mengakhirinya, telapak tangan saya tak gatal lagi. Padahal, ada duit yang mau keluar untuk membeli perbukaan, karena sekarang sudah mulai mencoba puasa Senin-Kamis lagi. Hmmm....lapar...sudah pukul 17.38 WIB bentar lagi buka nih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar